Contoh Cerpen " You Took My Heart Away"

  You Took My Heart Away

Cerpen Karangan: Widya Saraswati 
Awalnya aku tak percaya apa itu cinta. Apakah itu sesuatu yang dapat menggetarkan hati? Mematikan logika?
Ya, cinta adalah sesuatu yang selalu menggetarkan hati dan mematikan logika ilmiah. Cinta adalah sesuatu yang tak terlihat tapi selalu terasakan, menuntut pengorbanan, menjunjung kejujuran, setia, dan penuh kekuatan. Mengapa aku ahli bicara cinta? Ini semua karena dia.

Namanya Grey. Cowok pendiam yang sangat sulit untuk didekati, tak tergoyahkan, angkuh pembawaannya, namun tulus hatinya. Aku mengenalnya sebagai sosok yang terlalu tinggi untuk digapai oleh cewek sepertiku. Prestasiku biasa saja, hanya berdiam di peringkat lima besar, sedangkan dirinya selalu berada di urutan pertama. Dia adalah idola, semua cewek di sekolahku memujanya, dingin, misterius, pintar, tinggi, altetis, siapa yang tidak naksir? hanya saja pembawaannya angkuh, terkesan sombong dan sangat cuek akan banyak hal, terutama cewek.
“Wid, ke kantin yuk?” grey tiba-tiba menarikku yang pada saat itu sedang asik dengan headset di telingaku.
Jantungku berdetak lebih cepat, mataku seperti berusaha mengatakan bahwa ini bukan kenyataan, tetapi yang kulihat saat ini adalah Grey. Grey yang membawaku ke kantin, sambil menggandengku? Mimpi apakah aku!! Senang, yang pertama kurasakan adalah senang bisa menjadi orang yang duduk di sampingnya, bahkan makan bersamanya, tetapi aku lupa bahwa mata yang memagariku adalah mata-mata cewek yang siap mengangkat bendera peperangan. Begitu kusadari bahwa saat ini dan seterusnya hidupku tak akan sedamai saat aku belum berada disini, di samping seorang Grey.
“eh… Grey gue balik ke kelas duluan deh, bisa jadi abon nih gue kalo diliatin kaya gitu sama fans lo”. Aku lebih memilih untuk meninggalkan Grey daripada aku harus berhadapan dengan kakak kelas yang akan menimbulkan keributan baru, aku gak mau namaku jadi momok yang tidak menyenangkan.
“Nggak usah takut, gue bakal ngelindungin lo, tenang aja”
What! Aku gak salah denger? Dia bilang dia bakalan ngelindungin aku? Ngomong sama dia aja aku jarang, aku cuma berani diam dan jadi pengagum rahasia. Sekarang, kenapa harus aku yang terjebak kehidupannya. Aku tak habis pikir, bahkan benar-benaf buntu, otakku tak dapat membaca apa tujuan Grey bersikap seperti ini padaku. Bahkan setelah adegan “menemaninya makan” itu menjadi suatu hot news di kalangan cewek, ia bahkan pindah ke bangku sebelahku, semeja denganku. Aku semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya diinginkannya, tetapi untuk itu pun aku memilih bungkam.
“Widya” Seseorang menarikku kembali ke dunia nyata.
“Apaan sih Grey?”
“Lo ngelamunin apaan sih? asik banget”
“Lo kepo banget sih?” Sengaja kutinggalkan dia dan beranjak ke bangku di depanku.

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Segera ku keluarkan handphone dan mencari nomor kakakku di antara sederet nomor yang tersimpan di kontakku. Sial, sudah kesekian kali kutelpon, tetapi tidak membuahkan hasil. Pasti deh dia lagi latihan band. Dasar kakak nggak sayang nih sama adiknya. Kuputuskan untuk pulang sendiri, lemas aku berjalan menuju halte bus yang penuh dengan teman-temanku yang sudah pasti ingin segera pulang.
Hari beranjak senja, bus yang menuju ke arah rumahku belum juga tiba, sedangkan kakakku belum juga sadar bahwa aku belum dijemputnya. Tiba-tiba sebuah accord hitam berhenti di depanku, aku mengenal sangat mobil dengan nomor polisi B 9123 Y itu. Grey! berhenti dan turun dari mobilnya, aku takut-takut memperkirakan bahwa ia akan menghampiriku dan ternyata dugaanku benar.
“Kenapa lo belum pulang?” tanyanya dengan nada yang tidak bisa ku sebutkan dengan kata-kata.
“Karena gue belum dijemput” jawabku singkat dan gugup.
“Pantes lo tadi gue jemput ke rumah lo, katanya satpam lo belum pulang sekolah dan gak tau kenapa firasat gue bilang lo masih di sekolah, jadi gue susul lo”
“Hah? lo ngapain ke rumah gue?”
“Ada yang mau gue omongin. Jangan ngomonh disini deh, gak enak didenger orang, gue anter lo pulang dulu deh. Nanti jam 8 gue jemput lo, lo boleh keluar malem kan? jam malem lo sampe jam berapa?” Aku yakin saat ini Grey sedang kesambet, dia berbeda. Sangat beda, dari caranya bicara yang tidak angkuh seperti di sekolah sampai dengan stylenya yang membuatku tidak sanggup berkedip.
“Oke jam 8. Jam malem gue pokoknya jangan malem-malem amat sih, jam 10 udah mentok banget tuh. Lagian lo mau ngomongin apaan sih? kok serius banget dan sorry nih Grey, lo kok beda? Gak kaya biasanya” Entahlah dia mau menganggapku cerewet atau apa, aku sudah tidak dapat membendung rasa ingin tahuku. Sambil beranjak dari halte menuju mobilnya, sampai aku berada di dalam mobilnya pun, pertanyaanku tidak kunjung dijawabnya. Tidak ada pembicaraan apapun sampai aku tiba di rumahku. Membingungkan
Setelah menegaskan janjinya menjemputku nanti dan mengucapkan terimakasih atas tumpangannya, aku beranjak menuju rumahku. Kulihat mobil kakakku baru saja memasuki garasi rumah dan aku siap berperang dengannya. Benar-benar deh dia lupa sama adiknya.
Pukul delapan aku sudah siap dengan stelan kaos biru dipadu dengan jeans dan jaket, kuraih handphone untuk melihat jam, jam delapan lewat 2 menit terdengarlah ketukan keras di pintu kamarku. Siapa lagi yang mengetuk dengan gaya seperti itu kalau bukan kakakku Chris. Setelah pamit padanya dan menitip pesan untuk mama ketika ia pulang nanti, aku pun menuju teras tempat Grey sedang menungguku. Aku terpukau dengan penampilannya. Wajar bila ia menjadi idaman di sekolahku, ia tinggi dengan sepatu nike hitam, kemeja kotak-kotak biru dongkernya, dipadu dengan stelan jeans sebagai bawahaannya dan yang tidak pernah lepas darinya adalah kacamata dan jam tangan. Perfect!
“Udah? Yuk” ia menarikku ke mobil dan aku tenggelam dalam diam selama perjalanan yang aku tidak ingat melewati jalan bagian mana. Ia membawaku ke sebuah restaurant di daerah puncak. Setiba disana aku terpaku dengan keindahan yang disuguhkan begitu aku memasuki pintu restaurant itu. Di bawah sana terhampar kota bandung dalam kerlip lampu kota. Kami duduk di meja pojok yang berhadapan langsung dengan pemandangan indah itu. Belum ada percakapan apapun di antara kami. Grey pun entah kemana, setelah kami duduk dan memesan makanan, ia sempat permisi padaku untuk menerima telpon. Sambil menunggu, aku sibuk membaca Line Webtoon kesukaanku. Tiba-tiba saja…
Pipi kananku memanas, kaget yang kurasakan bukan main. Satu kecupan hangat mendarat disana, hanya sepersekian detik dari kesadaranku dan Grey berdiri membawa 8 tangkai bunga mawar merah yang dirangkai sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah, semakin indah karena Grey lah yang membawanya.
Belum selesai kaget yang ditimbulkannya aku refleks berdiri karena sebelah tangannya menarikku, memindahkan mawar indah itu ke tanganku, memberikan satu pelukan hangat yang tidak bisa kubalas pada saat itu. Tidak lebih dari sedetik kemudian ia berkata
“gue sayang banget sama lo wid, sejak awal gue kenal sama lo gue udah suka sama lo, tapi gue bingung sama perasaan gue pada saat itu dan kemari gue gak tahan lagi buat bisa berada di samping lo” Setelah mengatakan hal itu ia menguraikan pelukannya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana merah wajahku saat itu, entah bagaimana sesak dadaku menahan degup jantung dalam diriku. Aku menatap jauh ke matanya, sejuk dan ada ketulusan disana.
“Lo serius?” hanya itu pertanyaan yang dapat aku ucapkan pada saat itu
“Apa semua ini keliatan seperti bercanda? Gue serius dan sorry selama ini gue gak berani deketin lo karena gue masih ragu sama perasaa gue, gue gak mau karena keraguan gue lo terancam sama mereka yang lo bilang fans gue” tangannya menyentuh jemariku yang dingin dan menggenggamnya lembut.
“Wid, gimana perasaan lo ke gue? kalo lo gak suka sama gue gak apa, gue gak akan maksa lo buat suka, karena menurut gue cinta gak perlu dipaksain”
“Kenapa gue musti nolak seseorang yang selama ini juga gue sayang?”
“Apa lo bilang?”
“Gue juda suka sama lo, jauh mungkin sebelum lo suka sama gue” kutundukan kepala untuk menyembunyikan rona merah di wajahku.
Pesanan kami datang dan sudah pasti aku tidak bisa berkonsenterasi dengan makananku. Setelah selesai, aku tersenyum padanya. Aku pulang dengan cinta yang telah kuimpikan. Beloved Grey.
Cerpen Karangan: Widya Saraswati

Salam hangat dari blogger asal kota kembang Bandung ;-) Neng Febby

Contoh Cerpen "Gara-Gara Satu Menit"

Gara Gara Satu Menit



Cerpen Karangan: Dini Nasution
 
“Febi,” dengan keras suara itu memanggil namaku, tidak hanya sekali tetapi berulang kali.
Aku tahu siapa pemilik suara itu, suara yang tidak asing lagi bagiku, suara itu tidak hanya sekedar berteriak memanggilku setiap pagi, tapi suara itu sering mengeluarkan kata nasihat dan teguran yang sangat berguna untukku, nasehat seorang ibu yang selalu mengiringi langkah anaknya. Pagi ini aku benar-benar tidak tau harus bagaimana, biasanya ketika namaku dipanggil satu kali saja aku langsung bangkit, segera melangkahkan kaki untuk mengambil wudu lalu melaksanakan salat subuh. Tapi entah kenapa, pagi ini mataku sangat sulit sekali untuk dibuka seperti ada lem yang melekat di kedua kelopak mataku. Tubuhku agak kaku dan sangat sulit untuk digerakkan, sepertinya masih enggan untuk berpisah dengan kasur dan bantal yang selalu menemani tidurku.
“Krek,” suara pintu kamarku terbuka, karena takut dimarahi ibu aku langsung bangkit, ku lihat jam kamarku sudah menunjukkan pukul 07.00. Aku langsung berlari mengambil handuk dan segera menuju kamar mandi, aku sangat tergese-gesa, ya… 15 menit lagi bel akan berbunyi di sekolahku. Ibu yang sedari tadi berdiri di depan pintu hanya menontonku sambil geleng-geleng kepala, aku hanya tersenyum malu dengan sikapku pagi ini. Aku tidak tahu apa yang ada di pikirannya saat ini, marah atau bagaimana, yang jelas ini adalah pertama kali aku bangun kesiangan dan berangkat ke sekolah. Mungkin ini gara-gara tadi malam menonton pertandingan badminton antara ganda putra indonesia dengan ganda putra dari jepang.
Aku sangat menyukai badminton, bukan hanya permainannya, tetapi juga para pemainnya. Mungkin karena pemainnya badminton bisa menyalurkan semangat positif kepada penonton, dan itulah yang ku rasakan ketika menonton pertandingan badminton tadi malam. Mungkin juga karena asia masih mendominasi pertandingan badminton, aku sangat suka asia walaupun sebagian orang sangat menggilai eropa, mungkin kerana aku sangat mencintai indonesia, sehingga aku sangat suka asia. Setelah selesai memakai pakaian seragam sekolah, aku langsung lari ke luar dari kamar menghampiri ibu yang sudah berada di meja makan mempersiapkan sarapan, aku langsung pamit dan mencium tangan ibu. Kemudian, kembali berlari ke luar rumah dan segera naik taksi.
Di dalam taksi aku sangat cemas, setiap detik aku selalu melihat jam tangan pink yang membalut manis di tangan kiriku, lima menit lagi bel akan berbunyi. Aku semakin cemas, posisi duduk yang tadinya tenang sekarang sudah tidak menentu. Macet, ya, macet adalah hal yang paling ku takutkan, karena macet perjalanan dekat terasa sangat jauh. Ketika taksi yang ku tumpangi kembali berjalan, aku meminta pak sopir menambah kelajuan taksinya. Ketika sampai di depan sekolah, aku terdiam ketika melihat gerbang sekolah sudah terkunci rapat. Sekali lagi kembali ku lihat jam tanganku untuk memastikan dan ternyata aku terlambat satu menit, ya… Hanya satu menit. Bagi sekolah lain mungkin masih ada toleransi, tapi bukan untuk sekolah SMA terbaik yang ada di kotaku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya diam berdiri mematung di depan gerbang sekolah.
Aku tidak tahu, apa aku harus menyesal menonton pertandingan badminton tadi malam yang membuatku pagi ini dan untuk pertama kalinya terlambat sekolah. Tapi aku sangat bahagia dan bangga ketika melihat indonesia menaklukkan jepang sehingga dapat mengibarkan bendera sangsaka merah putih dan menyanyikan lagu indonesia di negeri orang. Momen seperti itu yang sangat membuatku merinding dengan mata berkaca-kaca. Senyuman manis Muhammad Ahsan dan mata sipit Hendra Setiawan masih terbayang-bayang di mataku, aku masih ingat ekspresi bahagia di wajah anak terbaik bangsa itu. Tiba-tiba aku tersadar dari lamunanku tentang badminton ketika seseorang datang dan menyapaku.
“Kamu juga terlambat ya?” kata laki-laki itu berdiri tegap di depanku. Aku sangat kaget ketika ketika tahu bahwa laki-laki yang berdiri di depanku dan dan sedang menyapaku itu adalah Tomy, ya, tepatnya Tomy Wijaya anak kelas XI ipa 1 yang sangat pendiam tetapi dia adalah pemain badminton terbaik di sekolahku, dia sering menjuarai perlombaan antar kelas, antar sekolah bahkan antar kota. Sudah lama aku mengaguminya mungkin karena mata sipitnya dan gayanya yang cool atau mungkin karena aku sangat suka dengan badminton.
“Kamu terlambat juga kan?” Tomy kembali mengulangi pertanyaan yang sama.
“Satu menit, ya satu menit,” aku menjawabnya dengan lantang, entah karena aku gugup atau terlalu bersemangat. Dia tersenyum melihat tingkahku, matanya seolah hilang karena mata sipitnya. Aku sangat malu bercampur senang, malu karena sikapku terlihat gugup dan senang karena aku bisa berduaan ngobrol dan tertawa dengan orang yang selama ini aku kagumi. Ya, sejak hari pertama sekolah aku sangat senang melihatnya, terlebih setelah aku tahu dia adalah pemain badminton terbaik di sekolahku.
“Nama kamu Febi kan? anak kelas XI ips1? Pertanyaan Tomy benar-benar membuatku kaget, jantungku mulai berdetak tidak normal, entah perasaan apa yang sekarang menghantuiku yang jelas aku sangat kaget.
“Loh, kenapa kamu tahu?” tanya Aysah dengan gugup.
“Aku lihat papan nama kamu!” cetus Tomy singkat dengan bibir tersenyum.
“Apa?” kataku kaget, aku sangat malu ketika Tomy mengatakan seperti itu, aku merasa kelihatan bodoh berada di hadapannya, aku tidak bisa berkata-kata dan aku hanya tertunduk diam.
“Aku cuma bercanda kok,” kata Tomy menatapku tersenyum lebar. Aku baru sadar Tomy bukanlah orang pendiam, ternyata dia orang yang suka bercanda. “Aku sering bertanya kepada pemain badminton yang lain, tentang seorang siswi yang selalu duduk di bangku depan ketika aku bermain badminton, dia selalu ada di setiap pertandinganku, dia selalu datang sendiri, duduk manis menyaksikan pertandingan sampai akhir, dia hanya tersenyum ketika melihatku menang kemudian pergi begitu saja,” kata Tomy dengan serius memandangku, aku hanya tertunduk diam, aku tidak berani mengangkat kepalaku bahkan memandangnya. Aku malu ternyata selama ini Tomy tahu kalau aku selalu ada di setiap pertandingannya dan diam-diam memperhatikannya.
“Mereka bilang, dia itu bernama Febi Azzahra, siswi kelas XI ips 1!” sambung Tomy dan tetap memandangku. Aku hanya bisa tersenyum malu tanpa berkata apa-apa, dia pun membalas senyumku dengan penuh makna. Tiba-tiba satpam sekolah datang mengganggu suasana, suasana yang baru pertama kali ku rasakan, ya, suasana terlambat sekolah yang sangat romantis, romantis karena aku bertemu sosok siswa yang ku kagumi.
“Kalian berdua boleh masuk, dan segera menuju kelas masing-masing!” kata satpam sambil membuka pagar yang terkunci rapat. Aku dan Tomy pun masuk dan saling tersenyum ketika berpisah memasuki kelas masing-masing. Sekarang aku sadar, gara-gara terlambat satu menit aku bertemu dan berbicara dengannya, sosok pemain badminton terbaik di sekolahku, satu menit telah mengungkap semua rahasia dan perasaan terpendamku yang diam-diam mengaguminya dan menaruh hati padanya. Ya, mungkinkah aku mengulanginya?
Sekian

Salam hangat dari blogger asal kota kembang Bandung ;-) Neng Febby

Mengenal beberapa bagian pada kamera beserta Penjelasan nya

 Assalamualaikum wr.wb :)
Maaf ya sebelum nya sobat Catatan Febby , saya baru mengpost lagi catatan saya . Oke kali ini saya membahas tentang Mengenal beberapa bagian pada kamera beserta Penjelasan nya



Sobat ini tidak kalah penting ya , soal nya kita perlu mengetahui nya dan paham pada bagian - bagian camera tersebut.
Oke di sini sebagai contoh saya menampilkan gambar camera Canon Eos 600D. Jika kamera yg anda miliki berbeda merk nya jangan khawatir karena  semua kamera memiliki fitur dan bagian bagian yg mirip. Hanya berbeda letak penempatan dan nama nya saja sedangkan fungsi nya sama.
Berikut ini saya ingin memberikan sedikit penjelasan tentang fungsi tombol yang ada pada kamera DSLR Canon terutama pada bagian depan :
1.Lensa.
 Merupakan bagian pokokdari kamera yg bekerja sama dengan body camera.
2.Grip
Ini merupakan pegangan kamera yang menonjol pada bagia kanan body Kamera DSLR (Lihat Gambar)
3.Tombol Lensa
Tombol ini mempunyai fungsi sebagai pengunci lensa dengan bodi Kamera DSLR.
4.Stabilizer
Tombol ini biasanya terletak pada lensa yang ada autofucusnya.
5. Shutter
Tombol ini mempunyai fungsi untuk mengambil sebuah gambar.
6. Tombol Flash.
Tombol ini digunakan untuk menyalakan flash pada kamera Digital SLR.
7. Dial
Tombol ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan rana (shutter speed)
8. Tombol display
Mempunyai fungsi untuk menampilkan gambar yang kita jepret.
9. Thumb-wheel
Tombol ini merupakan tombol modus pemotretan
10.Built in Flash llight
Fungsi dari Lampu Flash internal ini hanya untuk memberikan penerangan 1 arah.
11. Anti red Eye
Fungsi tombol tersebut sebagai penangkal untuk menghindari mata kelihatan merah pada saat menggunakan Flash llight (Lampu Flash)

Kalau di atas menjelaskan fungsi tombol bagian depan Kamera DSLR, kali ini menuju pada bagian belakang tubuh Kamera DSLR Canon :
http://lensafotografi.com/wp-content/uploads/2012/08/canon-600d-back.jpg
12.Finder
Finder merupakan jendela bidik.
13.Monitor LCD
Monitor LCD ini mempunyai fungsi untuk melihat gambar, melihat settingan pada kamera, dan melihat fitur-fitur pada kamera DSLR.
14.Tombol navigasi
Tombol ini memiliki untuk membantu dan mengendalikan kamera serta melihat hasil gambar yang sudah di jepret. Tombol navigasi ini mempunyai bentuk yang berbeda-beda, scroll , analog, dan tombol 4 arah biasa.
15.Tombol AV
Tombol ini mempunyai fungsi dalam mengatur bukaan diafragma atau aperture.
16. Tombol Fn/Q
Tombol ini merupakan pengaturan menu yang berfungsi untuk pengaturan white balance dan metering.
17.Tombol Zoom in zoom out
Jangan salah menafsirkan Tombol Zoom in zoom out ini. Tombol ini bukan untuk memperbesar Objek pada saat membidik Subjek Gambar,akan tetapi fungsi tombol ini untuk melihat foto hasil dari bidikan kita yang muncul di LCD.
18.Tombol life view
Tombol ini berfungsi untuk membidik objek lewat LCD.Sebagai alternative jika anda tidak ingin membidik gambar dengan menggunakan Finder.
19.Tombol Menu dan info
Menu sebagai pengaturan , Tombol InFo untuk mengetahui Info Gambar yang telah kita ambil.
20.Tombol Preview
Tombol ini berfungsi untuk melihat jepretan yang muncul pada LCD.
21.Tombol Hapus
Berfungsi untuk mendelete gambar/ isi memori.
okey terimakasih ,, jangan lupa tinggal kan komentar nya ya . Dan jangan lupa tunggu post san saya selanjutnya :)

Salam hangat dari blogger asal kota kembang Bandung ;-) Neng Febby

feby. Diberdayakan oleh Blogger.

Latest Post

Text

Advertisements

Popular Posts